Selasa, 10 April 2012

Detik-detik Terakhir BAGINDA RASULALLAH SAW


Dari Ibnu Mas'ud ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :

Ajalku hampir tiba, dan akan pindah ke hadhirat Allah, ke
Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyila'la."

Kami bertanya lagi: "Siapakah yang akan memandikan baginda ya Rasulullah?
Rasulullah menjawab: Salah seorang ahli baitku.
Kami bertanya: Bagaimana nanti kami mengafani baginda ya Rasulullah?
Baginda menjawab: "Dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah."
Kami bertanya: "Siapakah yang mensholatkan baginda di antara kami?" Kami menangis dan Rasulullah SAW pun turut menangis.

Kemudian baginda bersabda: "Tenanglah, semoga Allah mengampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letaklah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku, kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku. Maka yang pertama-tama mensholatkan aku adalah sahabatku Jibril as. Kemudian Mikail, kemudian Israfil kemudian Malaikat Izrail (Malaikat Maut) beserta bala tenteranya. Kemudian masuklah kalian dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang mulai sholat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu sekalian."

Sehari menjelang baginda wafat yaitu pada hari Ahad, penyakit baginda semakin bertambah serius. Pada hari itu, setelah Bilal bin Rabah selesai mengumandangkan azannya, ia berdiri di depan pintu rumah Rasulullah, kemudian memberi salam: "Assalamualaikum ya Rasulullah?" Kemudian ia berkata lagi "Assholah yarhamukallah."

Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali bin Abi Thalib dan Abbas ra, sambil dibimbing oleh mereka berdua, maka baginda berjalan menuju ke masjid. Baginda sholat dua rakaat, setelah itu baginda melihat kepada orang ramai dan bersabda: "Ya ma'aasyiral Muslimin, kamu semua berada dalam pemeliharaan dan perlindungan Allah, sesungguhnya Dia adalah penggantiku atas kamu semua setelah aku tiada. Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada Allah SWT, kerana aku akan meninggalkan dunia yang fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di alam dunia ini."

*Malaikat Maut Datang Bertamu*
Pada esoknya, yaitu Senin, Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut supaya ia turun menemui Rasulullah SAW dengan berpakaian sebaik-baiknya. Dan Allah menyuruh kepada Malaikat Maut mencabut nyawa Rasulullah SAW dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka ia dibolehkan masuk, namun jika Rasulullah SAW tidak mengizinkannya, ia tidak boleh masuk, dan hendaklah ia kembali saja.

Maka turunlah Malaikat Maut untuk menunaikan perintah Allah SWT. Ia menyamar
sebagai seorang biasa. Setelah sampai di depan pintu tempat kediaman Rasulullah SAW, Malaikat Maut itupun berkata: "Assalamualaikum Wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah!" Siti Fatimah pun keluar menemuinya dan berkata kepada tamunya itu: "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya,

Kemudian Malaikat Maut itu memberi salam lagi: "Assalamualaikum. Bolehkah
saya masuk?" Akhirnya Rasulullah SAW mendengar suara Malaikat Maut itu, lalu baginda bertanya kepada puterinya Fatimah: "Siapakah itu wahai anakku?"
Fatimah menjawab: "Seorang lelaki, sepertinya baru sekali ini saya melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Rasulullah SAW bersabda: "Tahukah kamu siapakah dia, wahai anakku?"
Fatimah menjawab: "Tidak wahai Rasulullah." Lalu Rasulullah SAW menjelaskan
sambil menatap wajah anaknya, seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya
itu hendak dikenang "Wahai Fatimah, dialah yang menghapuskan kenikmatan
sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut." Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Masuklah, Wahai Malaikat Maut. Maka masuklah Malaikat Maut itu sambil mengucapkan 'Assalamualaika ya Rasulullah." Rasulullah SAW pun menjawab: Waalaikassalam Ya Malaikat Maut.
Engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?"

Malaikat Maut menjawab: "Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa.
Jika anda izinkan akan saya lakukan, kalau tidak, saya akan pulang.

Rasulullah SAW bertanya: "Wahai Malaikat Maut, di mana engkau tinggalkan
kecintaanku Jibril? "Saya tinggal dia di langit dunia" Jawab Malaikat Maut.

Baru saja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril as datang kemudian
duduk di samping Rasulullah SAW. Maka bersabdalah Rasulullah SAW: "Wahai
Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahawa ajalku telah dekat? Jibril menjawab: Ya, Wahai kekasih Allah."

*Ketika Sakaratul Maut Tiba*
Seterusnya Rasulullah SAW bersabda: "Beritahu kepadaku Wahai Jibril, apakah yang telah disediakan Allah untukku di sisinya? Jibril pun menjawab; "Bahawasanya pintu-pintu langit telah dibuka, sedangkan malaikat-malaikat telah berbaris untuk enyambut rohmu."

Rasulullah SAW bersabda: "Segala puji dan syukur bagi Tuhanku. Wahai Jibril,
apa lagi yang telah disediakan Allah untukku? Jibril menjawab lagi: Bahawasanya pintu-pintu Syurga telah dibuka, dan bidadari-bidadari telah berhias, sungai-sungai telah mengalir, dan buah-buahnya telah ranum, semuanya menanti kedatangan rohmu."

Rasulullah SAW bersabda lagi: "Segala puji dan syukur untuk Tuhanku. Beritahu lagi wahai Jibril, apa lagi yang di sediakan Allah untukku?
Jibril menjawab: Aku memberikan berita gembira untuk anda wahai kekasih Allah.
Engkaulah yang pertama-tama diizinkan sebagai pemberi syafaat pada hari kiamat nanti."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Segala puji dan syukur, aku panjatkan untuk Tuhanku. Wahai Jibril beritahu kepadaku lagi tentang khabar yang menggembirakan aku?"

*Jibril as bertanya: "Wahai kekasih Allah, apa sebenarnya yang ingin tuan tanyakan? Rasulullah SAW menjawab: "Tentang kegelisahanku, apakah yang akan diperolehi oleh orang-orang yang membaca Al-Quran sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan sesudahku?
Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berziarah ke Baitul Haram
sesudahku?"*

*Jibril menjawab: "Saya membawa khabar gembira untuk baginda. Sesungguhnya
Allah telah berfirman: Aku telah mengharamkan Syurga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau (Muhammad) dan umatmu memasukinya terlebih dahulu."*

*Maka berkatalah Rasulullah SAW: "Sekarang, tenanglah hati dan perasaanku.
Wahai Malaikat Maut dekatlah kepadaku" Lalu Malaikat Maut pun berada dekat
Rasulullah SAW.*

Imam Ali kw, bertanya: "Wahai Rasulullah SAW, siapakah yang akan memandikan
anda dan siapakah yang akan mengafaninya? Rasulullah menjawab: Adapun yang
memandikan aku adalah engkau wahai Ali, sedangkan Ibnu Abbas menyiramkan
airnya dan Jibril akan membawa hanuth (minyak wangi) dari dalam Syurga.

Kemudian Malaikat Maut pun mulai mencabut nyawa Rasulullah. Ketika roh baginda sampai di pusat perut, baginda berkata: "Wahai Jibril, alangkah pedihnya maut."

Mendengar ucapan Rasulullah itu, Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya
menunduk semakin dalam, Jibril as memalingkan mukanya. Lalu Rasulullah SAW
bertanya: "Wahai Jibril, apakah engkau tidak suka memandang mukaku?
Jibril menjawab: Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat muka baginda,
sedangkan baginda sedang merasakan sakitnya maut?"

"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku" "peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatiii" - "Umatku, umatku, umatku"

Fathimah Az-Zahra` r.ha. di masa-masa terakhir Kehidupan Rasulullah SAW :
Di akhir-akhir umurnya Rasulullah SAW, Fathimah r.ha. menatap wajah ayahnya
yang bercahaya dan mengalirkan keringat dingin. Sambil menangis ia menatap ayahnya. Sang ayah tidak tega melihat putrinya menangis dan gelisah. Akhirnya sang ayah membisikkan sebuah ucapan di telinganya sehingga ia tenang dan tersenyum. Senyumnya pada masa-masa krisis seperti itu terlihat sangat aneh. Mereka bertanya kepadanya: "Rahasia apakah yang telah ia ucapkan?" Ia hanya menjawab: "Selama ayahku hidup aku akan bungkam seribu bahasa".

Setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, ia membongkar rahasia itu.
Fathimah r.ha. berkata: "Ayahku mengatakan kepadaku bahwa engkau adalah orang
pertama dari Ahlul Baytku yang akan menyusulku. Oleh karena itu, aku bahagia".

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?

Allahumma sholli 'ala Muhammad wa 'ala ali wasalam.

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Dikutip dari : Baabul Firdaus

Senin, 09 April 2012

Mas, kok tidak Shalat Berjamaah???

Dari: Izzah Islám - Malaysia

Assalamualaikum akhi wal ukhti apa kabar?
Ada ilmu nich yang coba kami share, semoga bermanfaat untuk kita semua dan untuk bangkitnya Islam. Amin..
Sebagian besar masjid-masjid kaum muslimin saat ini kita lihat kosong dari jamaah. Pemandangan ini hampir merata kita temui di setiap tempat, baik di desa maupun di kota. Inilah buah dari kekurangfahaman mereka dalam ilmu syariat, khususnya yang berkaitan dengan hukum sholat berjamaâh. Sehingga bila kita tanyakan kepada seseorang, Mengapa tidak sholat di masjid, kok malah sholat di rumah? boleh jadi ia menjawab, Ah, itu kan cuma sunnah saja! Subhanalloh!!, semoga Alloh memahamkan kepada kaum muslimin tentang syariat yang mulia ini.

Apa Hukum Sholat Berjamaah?

Ketahuilah, bahwa pendapat yang benar dalam masalah ini ialah sholat berjamaah itu wajib (bagi laki-laki, adapun bagi kaum wanita, sholat di rumah lebih baik daripada sholat di masjid walaupun secara berjamaah). Inilah pendapat yang disokong oleh dalil dalil yang kuat dan merupakan pendapat jumhur ulama dari kalangan sahabat dan tabiin, serta para imam madzhab (Kitabus Sholat karya Ibnul Qoyyim).
 
Perintah Alloh Ta’ala Untuk Sholat Berjamaah dan Ancaman Nabi Yang Sangat Keras Bagi Yang Meninggalkannya

Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukulah bersama orang-orang yang ruku (dalam keadaan berjamaah). (Al Baqoroh: 43).
Perhatikanlah wahai saudaraku, konteks kalimat dalam ayat ini adalah perintah, dan hukum asal perintah adalah wajib.

Rosululloh telah bersabda, Demi Dzat yang jiwaku yang ada di tangan-Nya, ingin kiranya aku memerintahkan orang-orang untuk mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan mereka untuk menegakkan sholat yang telah dikumandangkan adzannya, lalu aku memerintahkan salah seorang untuk menjadi imam, lalu aku menuju orangorang yang tidak mengikuti sholat jamaah, kemudian aku bakar rumah-rumah mereka. (HR.Bukhori)

Hadits di atas menunjukkan wajibnya (fardhu ain) sholat berjamaah, karena jika sekadar sunnah niscaya beliau tidak sampai mengancam orang yang meninggalkannya dengan membakar rumah. Rosululloh tidak mungkin menjatuhkan hukuman semacam ini pada orang yang meninggalkan fardhu kifayah, karena sudah ada orang yang melaksanakannya. (Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al Asqolani)

Diriwayatkan dari Abu Huroiroh, seorang lelaki buta datang kepada Rosululloh dan berkata, Wahai Rosululloh, saya tidak memiliki penunjuk jalan yang dapat mendampingi saya untuk mendatangi masjid. Maka ia meminta keringanan kepada Rosululloh untuk tidak sholat berjamaah dan agar diperbolehkan sholat di rumahnya. Kemudian Rosululloh memberikan keringanan kepadanya. Namun ketika lelaki itu telah beranjak, Rosululloh memanggilnya lagi dan bertanya, Apakah kamu mendengar adzan?, Ia menjawab, Ya, Rosululloh bersabda, Penuhilah seruan (adzan) itu. (HR. Muslim).

Perhatikanlah, jika untuk orang buta saja yang tidak memiliki penunjuk jalan itu tidak ada rukhsoh (keringanan) baginya, maka untuk orang yang normal lebih tidak ada rukhsoh lagi baginya. (Al Mughni karya Ibnu Qudamah).

Hanya Munafik Saja Yang Sengaja Meninggalkan Sholat Jamaah

Sahabat besar Ibnu Mas’ud rodhiyallohuanhu berkata tentang orang-orang yang tidak hadir dalam sholat jamaah: Telah kami saksikan (pada zaman kami), bahwa tidak ada orang yang meninggalkan sholat berjamaah kecuali orang munafik yang telah diketahui kemunafikannya atau orang yang sakit. 
Lalu bagaimana seandainya Ibnu Mas’ud hidup di zaman kita sekarang ini, apa yang akan beliau katakan???

www.sholat families.com

"PERINGATAN BUAT YANG JARANG KE MESJID”

Kepada Tetangga Masjid & yang mendengan Adzan.

Ada karyawan sebuah perusahaan yang karena malas tidak masuk kerja kecuali seminggu sekali. Ketika Direktur memintanya agar datang setiap hari ia menolak dan mengatakan akan melakukan tugas-tugas kantornya di rumah ! Hukuman apa yang pantas bagi karyawan tersebut ? Bukankah ia pantas di PHK!!
Selanjutnya bagaimana halnya dengan seorang Muslim yang tidak mau memenuhi panggilan Allah ke Masjid untuk shalat berjamaah kecuali sekali seminggu (hari Jum'at), atau sebulan dalam setahun (saat Ramadhan) dan ia ingin melakukan kewajiban yang agung itu di rumahnya. Pantaskah ia mendapat rahmat Allah SWT? 
Allah SWT lebih Agung dari Segala Sesuatu, meninggalkan shalat berjamaah adalah pertanda lemahnya iman & kosongnya hati dari mengagungkan Allah SWT. Betapa tidak, pantaskah seorang Muslim yang imannya benar ketika mendengar seruan sehari lima kali "hayya ‘alash shalah" dia tidak mendatanginya ? Lebih dari itu, dia juga mendengar seruan "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar) Allah lebih Besar dari segala-galanya, bahkan muadzin mengulang-ulang sapai empat kali, supaya dari empat penjuru mata angin: timur, selatan, barat, utara, semuanya berbondongbondong mendatanginya, tetapi baginya permainan lebih besar & lebih penting, menyaksikan film & pertandingan lebih penting, jual beli lebih penting, dan kesibukankesibukan dunia lainnya lebih penting. Na'udzubillah.. 
Masjid adalah tempat yang paling suci di muka bumi, & mensyi'arkannya dengan shalat serta dzikrullah adalah diantara sebab yang mendatangkan rizki, sesuatu yang dicari oleh para pemuja materi tetapi tidak mereka sadari (An-Nur: 36-38).

Meski sekali, Pasti masuk Masjid.
Setiap Muslim, baik dalam keadaan hidup atau mati, pasti pernah masuk Masjid. Karena itu sungguh lebih baik anda masuk Masjid dalam keadaan hidup sebelum anda digotong di atas pundak manusia untuk dishalatkan. Sebab ketika itu, tidak lagi berguna harta, pangkat / jabatan, juga tidak ada artinya berbagai kesibukan duniawi yang justru dulu menghalangimu menjawab seruan Allah.

Masjid Tempat Penempaan Para Mujahid.
Masjid adalah madrasah & kampus tempat menggembleng & mendidik kaum Muslimin, dari sanalah keluar para Mujahid (pejuang) & pahlawan. Dan tidaklah umat Islam memiliki kekuatan, kemuliaan, wibawa kecuali jika mereka kembali lagi ke Masjid sebagaimana yang telah dilakukan oleh para Sahabat r.ahum serta orang-orang shalih terdahulu. Dari Masjid lah mereka menyebarkan petunjuk, kebenaran & cahaya ke
segenap tempat.
Sekarang kita lihat, banyak masjid dibangun dimana-mana dengan megahnya, tetapi isinya selalu kosong, hanya ada beberapa orang saja yang istiqomah melaksanakan Sholat Fardhu secara berjamaah di Masjid.
Padahal Rasulallah SAW selalu mengingatkan kepada kita (khusus laki-laki) bahwasanya: “Melaksanakan Sholat berjamaah ditempat adzan dikumandangkan adalah Sunnanul Huda (jalan-jalan petunjuk), dan barang siapa tidak mengikuti sunnahku, maka sesatlah kamu”
Seorang filosof Prancis berkata. 'setiap kali aku melihat shaf-shaf umat Islam dalam shalat, aku sedih kenapa aku tidak menjadi seorang muslim'.
Jika kita menginginkan generasi Mujahid, telahkah kita menjaga shalat berjamaah ?

Belajar dari kisah nyata
Ia seorang kuli angkut di pasar. Suatu hari ia mengangkut barang, tiba-tiba dinding sebuah toko ambruk dan tepat menimpa punggungnya. Ia akhirnya lumpuh total, tidak mampu bergerak apalagi berjalan. Bahkan ia tidak mampu buang air kecil & besar, sehingga untuk itu ia harus berjuang selama tiga jam dengan bantuan peralatan dokter.
Ketika salah seorang yang menjenguk bertanya tentang harapannya sekarang, ia berkata, 'Saya berharap bisa shalat berjamaah', Subhanallah !!

Harapan: Mudah-mudahan Allah SWT melimpahkan Taufik dan Hidayah-Nya kepada kita, supaya kita diberi kemampuan dan kemudahan untuk melaksanakan sholat Fardhu secara berjamaah di Masjid-masjidnya Allah SWT…Amin.

Sumber: Mailis

MUDZAKAROH USHUL-USHUL DAKWAH (TERTIB2 DAKWAH)

4 hal harus diPerbanyak:
1. Dakwah Ilallah
2. Ta’lim wa ta’lum
3. Dzikir Ibadah
4. Khidmat

4 hal harus diKurangi:
1. Masa makan dan minum
2. Masa tidur dan istirahat
3. Masa Keluar Masjid
4. Bicara sia-sia

4 hal yang Tidak Boleh diSentuh:
1. Politik praktis baik Dalam dan Luar Negeri
2. Khilafiyah & perbedaan pendapat
3. Aib Masyarakat
4. Pangkat, Derma dan Jabatan

4 hal harus diJaga:
1. Taat Amir selama Amir taat Allah dan Rasul-Nya
2. Amalan Ijtima’i daripada Infirodi
3. Kehormatan Masjid
4. Sabar dan Tahan Uji

4 hal harus diHindari:
1. Boros dan Mubadzir
2. Meminta kepada Makhluk
3. Memohon kepada Makhluk
4. Pinjam Barang orang lain tanpa ijin

4 hal harus diDekati:
1. Ahli Dakwah (Da’i)
2. Ahli Ilmu (’Ulama)
3. Ahli Dzikir
4. Pengarang Kitab (Mushonnif)

4 hal harus diJauhi:
1. Merendahkan orang lain
2. Mengkritik
3. Menolak
4. Membanding-bandingkan

“MUDZAKAROH UMAT NABI”

Alhamdulillah.. kita umat nabi, umat yang satu, umat yang paling baik, yang dikeluarkan ditengah-tengah manusia untuk satu tugas yaitu amar ma’ruf nahi munkar.. “Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah....”
(QS. Ali Imran : 110)

Subhanallah.. kita umat nabi, umat yang satu, umat yang paling baik, yang hidup atas satu landasan yaitu: tetesan darah, cucuran keringat, deraian air mata para Nabi para Shahabat dan para Syuhada.
Astaghfirullah.. kita umat nabi, umat yang satu, umat yang paling baik, yang
sekarang terpecah belah karena meninggalkan usaha dakwah cara nabi.
Insyaallah.. kita umat nabi, umat yang satu, umat yang paling baik, yang akan
kembali kepada kejayaan islam sebagaimana jaman nabi, yang mana laki-laki balighnya memakmurkan masjid, bergiliran keluar ke jalan Allah SWT, perempuan-perempuannya menutup aurat secara sempurna, mendidik anak secara islami dan mendorong suaminya keluar ke jalan Allah SWT, sehingga timbul alim-alimah, hafidz-Hafidzah, da’i-da’iah. Ini semua akan terwujud dengan kita menangguhkan 8 perkara, mendahulukan 3 perkara dan menafikan 6 perkara.

8 perkara yang harus kita tangguhkan:
1.  Bapak

2.  Anak
3.  Saudara
4.  Istri
5.  Keluarga Handai Taulan

6.  Harta yang kita usahakan
7.  Perniagaan yang kita takuti kerugiannya
8.  Rumah tinggal
(QS. At-Taubah : 24)

3 perkara yang harus kita dahulukan:
1.  Kepentingan Allah SWT
2.  Kepentingan Rasulallah SAW
3.  Jihad fi sabilillah
Barangsiapa yang mendahulukan 8 perkara dan menangguhkan 3 perkara, maka tunggu
keputusan dari Allah, bahwa sesungguhnya Allah SWT tidak memberikan hidayah kepada orang yang Fasiq.

Menafikan 6 perkara yaitu:
1.   Suku
2.   Bangsa
3.   Bahasa
4.   Warna kulit
5.   Mahdzab
6.   Profesi
Wahai umat nabi, jadikanlah dakwah maksud hidup, hidup untuk dakwah, dakwah sampai mati, mati dalam puncak pengorbanan dakwah. Jangan jadikan pabrik maksud hidup, hidup untuk pabrik, dipabrik sampai mati, matipun juga dipabrik.
Laa ilaaha illallah…